Minggu, 09 Juni 2013

MEMBANGUN JARINGAN RT/RW Net

Membangun Jaringan RT/RW Net

I.    KONSEP RT/RW NET

       Membangun Rt/Rw Net adalah suatu konsep dimana beberapa komputer dalam suatu perumahan atau Blok dapat saling berhubungan dan dapat berbagi data serta informasi. Konsep lain dari Rt/Rw Net adalah memberdayakan pemakaian internet dimana fasilitas internet tersedia selama 24 Jam sehari selama sebulan dengan biaya yang murah. Hal ini karena semua biaya pembangunan infrastruktur , operasional dan biaya  langganan akan di bangun bersama.
       Konsep Rt/Rw Net sebenarnya sama dengan konsep Warnet . Pemilik warnet akan membeli atau menyewa pulsa Bandwidht dari penyedia internet/ISP (Internet Service Provider), seperti Telkom, Indosat, atau Indonet, lalu di jual kembali ke pelanggan yang datang menyewa komputer untuk bermain internet.

II.   PERANGKAT UNTUK MEMBANGUN RT/RW NET

       Untuk membengun Rt/Rw Net secara sederhana yang harus di persiapkan pertama-tama adalah koneksi internet Unlimited yang akan di jadikan sebagai Backbone pemancar Wireless LAN atau Rt/Rw Net kalian. Peralatan pendukungnya antara lain :

1. Access Point


 Fungsi accsess point adalah sebagai hub/switchyang akan menghubungkan jaringan lokal dengan jaringan wireless/nirkabel para client/tetangga. di access point inilah koneksi internet dari tempat server di pancarkan atau di kirim melalui gelombang radio. ukuran kekuatan sinyal juga mempengaruhi area coverage yang akan di jangkau. semakin tinggi kekuatan sinyal (ukuran dalam satuan dBmatau mW) semakin luas jangkauannya.




2.Antena (Omni atau Sektoral)
Untuk memperluas coverage area hingga beberapa kilometer, di perluakan antena omni eksternal. meskipun ketika membeli access point sudah di lengkapi antena omni, namun belum cukup karena hanya berkekuatan sekitar 3-5dB.
untuk memperluas area jangkauannya, diperlukan antena omni eksternal, yang rata-rata berkekuatan 15dB. antena omni ini memiliki pancaran radiasi 360 derajat, jadi cocok untuk menjangkau clien dari arah mana saja.



3.Box Access Point
Untuk melindungi access point dari hujan, maka di perlukan pelindung berbentuk kotak. Kotak pelindung ini bisa terbuat dari plastik atau plat besi. Rata-rata kotak ini sudah di lengkapi dengan kunci pengaman dan Box ini harus di letakan persis di bawah antena.








4. Kabel Pigtail/Kabel Jumper
Kabel Pigtail atau kabel jumper di perlukan untuk menghubungkan antena omni dengan access point. Perhatikan panjang maksimal yang di perlukan hanya 1 meter, leih dari itu kalian akan mengalami degradasi sinyal (Loss dB). Pada kedua ujung kabel terdapat konektor dimana tipe konektor di sesuaikan dengan konektor  yang melekat pada access point.






5. POE (Power Over Ethernet)

Agar kabel listrik tidak di naikan ke atas untuk "menghidupkan" Access Point maka di perlukan alat "POE" ini yang fungsinya mengalirkan listrik melalui kabel ethernet atau kabel UTP/STP. Daengan alat ini maka kalian tidak perlu repot-repot lagi mengulur kabel listrik ke atas tower, lebih praktis dan hemat.





6. Kabel UTP/STP


Meski namanya perangkat Wireless, namun perana kabel juga di perlukan. Kabel UTP/STP ini di perlukan untuk menghubungkan Access Point dengan jaringan kabel pada LAN local. Jadi, di bawah dia bisa di pasang  ke komputer gatewa/router atau ke Hub/switch. Pilihan kabel UTP/STP yang berkualitas baik guna meningkatkan kualitas arus listrik yang di lewatkan oleh POE.


7. Penangkal Petir (Lightning Arrester)


Alat ini berfungsi menyalurkan kelebihan beban listrik pada saat petir menyambar ke kabel pembumian (grounding). KOmponen ini di pasang pada kable jumper antara perangkat access point dengan antena eksternal. Grounding untuk penangkat petir umumnya di tanam dengan batang tembaga hingga kedalaman beberapa meter sampai mencapai sumber air. grounding yang kurang baik menyebabkan perangkat wireless tetap rentan terhadap serangan petir.

8. Tower

Guna mendapat jangkauan area coverage yang maksimal, kalian perlu menaikan antena omni eksternal ke tampat yang tinggi agar client WLAN bisa men










III.    INSTALASI JARINGAN RT/RW NET

          Pembangunan Rt/Rw Net di mulai dengan mencari ISP terdekat, dan contoh yang akan di ambil adalah sambungan ISP  dengan Menggunakan teknologi WLAN, karena sampai saat ini WLAN merupakan solusi yang paling memungkinkan.

1. Memasang WLAN

     Untuk mempersiapakna site survey atau melihat medan pemasangan WLAN, kita butuh perangkat-perangkat seperti :
  •  Binokular (kekeran) atau teleskop untuk melihat dalam jarak jauh.
  •  GPS untuk mengetahui koordinat dan ketinggian, di sertai fungsi kompas
  •  Inklinometer untuk mengetahui tinggi pohon atau gedung.

    Setelah mempersiapkan semua perangkat untuk survey, kita lakukan langkah survey sebagai berikut :
  1.  Pada gedung yang akan kita pakai, naik ke tempat yang paling tinggi, lalu lihat ke arah gedung ISP yang akan kita sambung internetnya.
  2.  Nyalakan GPS dan tunggu sampaui tersambung ke satelit, untuk kemudian di beri mark pada posisi   penempatan antena nantinya.
  3.  Catat ketinggian dari pembacaan GPS.
  4.  Pergilah ke gedung ISP, juga naik ke temoat yang paling tinggi untuk melihat gedung kita.
  5.  Jika tidak terlihat gunakan kaca atau lampu untuk petunjuknya. Persyaratan perangkat WLAN adalah saling terlihat atau di sebut Line Of Sight (LOS).
  6.  Mark GPS, sekaligus kita bisa langsung mengetahui jarak udara gedung kita ke ISP. Jarak di awah 10 km, jika lebih, kita harus menggunakan perangkat yang berbeda, bukan standar 802.11b yang murah.
  7.  Jika ada halangan di tengah-tengah, kita harus  ke tempat dimana ada halangan tersebut, misalnya gedung atau pohon, dan menghitung tingginya dengan menggunakan inklometer. Proses tracking ini membutuhkan kesabaran, kerana memang tidak mudah, apalagi di medan yang banyak gedung atau pohon tingginya.
  8.  Setalah semua di catat kita bisa menghitung Fresnel Zone yang akhirnya menghasilkan keputusan tentang tingginya tower yang harus di buat.
  9.  Langkah terakhir dari site survey adalah memastikan letak tower dan ketinggian yang harus di buat, serta arah dari antena ke-2 sisi. Jika ketinggiannya hanya beberapa meter, kita bisa menggunakan pipa ledeng biasa, yang di pasang kawat sling agar antena tidak bergerak dan menyebabkan gangguan. Kita baru  harus  membuat tower jika ketinggiannya  sudah lebih dari 8 M. Ketinggian ini sangat penting, supaya  tidak ada objek dalam daerah Frensel Zone-Nya,  karena kalau ada halangan di daerah tersebut maka pada cuaca cerah misalnya, sambungan akan bagus sementara jika hujan sering terjadi Request Time Out atau delay yang besar. Oleh karena antena ini di letakan di ketinggian yang lumayan, maka kita harus  memastikan membuat grounding yang baik, jika tidak akan bermasalah, turutama di tempat yang banyak terjadi petir. Perangkat WLAN yang di pilih biasanya ada dua jenis, yang hanya merupakan perangkat WLAN, atau  ada dua yang di sertai fungsi router NAT (Network Address Translition). Kedua jenis ini tergantung dari harga dan merknya, tetapi semua harus di setiing melalui web browser.  rangkaian pemasangan perangkat WLAN terdiri dari access pointyang di dalam kotaknya  ada konektor ke tengah DC melalui adaptor, konektor RJ-45 untuk di sambung ke switch atau perangkat lain, dan  konektor antena yang di sebut MMCX-konektor microminiature yang akan di sambung ke kabel pigtail,  yang menghubungkan konektor MMCX yang ada di PCMCIA card dengan konektor N-Male (atau  N-Famale). Konektor N inilah yang akan di sambung ke kabel coaxial menuju antena tower, kabel coaxial  ini harus menggunakan jenis yang terbaik untk frekuensi 2,4 GH, kabel coaxial ini terdiri dari banyak jenis,  biasanya dalam ukuran yang berbeda, untuk pemakaian yang juga berbeda. Ukuran kabel ini ada  hubunganya dengan Loss, redaman atau kehilangan daya yang akan terjadi dari radio ke antena, makanya  untuk jarak antena yang tinggi, kita harus menggunakan kabel coxial diameter besar agar redamannya  rendah. Setiap panjang kabel 100 feet (sekitar 30 meter) pada kabel RG-8, maka akan kehilangan daya sebesar 10 d, sementara PCMCIA kita hanya menghasilkan sekitar 13 dB daya.

IV.     MENDISTRIBUSIKAN AKSES INTERNET

          Sambungan internet yang sudah masuk ke satu rumah harus di  tindak lanjuti dengan membangun  infrastruktur ke tetangga. Untuk sementara ini, jaringan yang menggunakan kabel UTP merupakan yang paling murah. Selain harga kabelnya murah, card ethernetnya juga sudah murah sekali. Untuk menghindari panas, hujan, atau tikur sebaiknya kabel ini di masukan ke pipa paralon yang di pasang dari rumah ke rumah, sehingga bisa lebih tahan lama.

           Sinyal yang datang dari ISP, biasanya dalam bentuk koneltor RJ-45 UTP (Keluar dari modem ADSL atau perangkat wireless LAN). Dari konektor ini kita harus membeli satu perangkat switch, yang gunanya mendistribusikan sinyal internet ke semua tempat. Swicth yang di pakai terdiri dari 8 port, artinya kita bisa menyambung 8 perangkat ke dalam switch tersebut, maksimal bisa menyambung 6 rumah ke dalam switch, sementara dua port lainnya kita sambung ke perangkat akses internet seperti modem ADSL atau wireless LAN, dan yang satunya untuk kita sambung ke switch lain (cascade) jika ada tambahan tetangga yang mau ikut ke dalam jaringan RT/RW-NET yang kita buat.

          Dalam merancang jaringan ini, sebaiknya ita membentang kabel dulu dalam sel setiap enam rumah (atau bisa juga menggunakan switch dengan 16 port yang dalam hal ini bisa menghubungkan 14 rumah sekaligus- 7 rumah di depan dan 7 rumah di belakang) sehingga nantinya kana lebih mudah untuk mendistribusinya, terutama soal jumlah kabel yang harus selalu di perhintungkan untuk di masukan ke pipa paralon. Untuk sambungan dari rumah ke rumah, sebaiknya di pasang di luar rumah dekat jalan tetapi jangan di gantung di atas, karena menganggu pemandangan, di samping di larang oleh PLN dan telkom, tempat yang paling sesuai adalah di pinggir got yang ada di depan rumah supaya tidak mudah terinjak atau di gigit tikus, pipa paraloni ini di letakan di bibir got.

     
  Disrbusi dari rumah ke rumah yang menggunakan switch sebaiknya di simpan di dalam kotak kaleng yang bisa di gunakan untuk menyimpan koneksi telpon, otak kaleng  tersebut di letakan di tempat yang mudah di jangkau oleh teknisi yang merawat jaringan.


   




Dengan kecepatn 64 Kbps dari ISP, secara teoritis bisa melayani 15 komputer, dengan asumsi per-komputer mendapat kecepatan sekitar 4,3 Kbps, lebih cepat ktimbang menggunakan dial-up telpon bias, angka 4,3 Kbps bisa bervariasi tergantung beban pemakaian, karena jika 15 komputer semuanya mengakses internet pada saat yang bersamaan, pasti kecepatan menjadi lambat, sementara kalau rata-rata per-satu saat hanya lima komputer yang mengakses internet, maka kecepatan rata-rata adalah 13 Kbps. Slain ecepatan proses, jumlah memory RAM  juga berpengaruh terhadap kecepatan akese internet



          Permasalahan yang sering muncul pada pemasangan maupun setelah pemasangan jaringan berbasis luas adalah jarak dan gangguan cuaca yang akan menganggu frekuansi 2,4 MHz menjadi lemah yang harusnya mendapatkan sinyal 80-95%.
mendiagnosis permaslahan yang terjadi pada jaringan berbasi luas atau wireless di lakukan untuk mengetahui bagian-bagian perangakat hadware/ software yang kemungkinan mengalami kerusakan atau gangguan. mendiagnosis kerusakan dapat di lakukan secara hadware maupun software dengan indikasi-indikasi yang di amati.Untuk medapatkan jaringan yang berbasis luas/ wireless yang baik dan bekerja secara normal harus di lakukan perawatan secra berkala, perawatan ini di lakukan untuk mengetahui kondisi perangkat pendukung dan kondisi jaringan berbasis luas dalam berkomunikasi data

Kamis, 23 Mei 2013

TUTORIAL1


TUTORIAL MEMBANGUN JARINGAN

MENGGUNAKAN 2 ROUTER

(PACKET TRACER)
  1. Awali dengan membuka aplikasi packet tracer


  1. Buat topologinya seperti ini, ingat untuk menghubungkan router1 ke router2 menggunakan kabel serial DCE, router ke switch menggunakan kabel copper straight, begitu juga dengan pc ke switch menggunkan kabel copper straight juga yaa..


  1. Atur IP pada Router1 dengan cara klik 1x routernya akan ada muncul pesan pilih config kemudian Pilih FastEthernet0/0 dan isi IP seperti di bawah ini

  1. Setelah itu atur di tampilan yang sama, pilih serial0/1/0 untuk pengisian IP nya juga, dengan IP berikut, dalam pengisian subnet masknya, itu sangat mudah lho, tinggal mengclik 1x aja…

  1. Lakukan langkah 3 dan 4 untuk pengisian IP untuk Router2 nya yhaa, IP nya seperti ini untuk router2
IP FastEthernet0/0 : 172.45.40.255
Subnet Mask : 255.255.0.0

IP Serial0/1/0 : 192.168.30.254
Subnet Mask : 255.255.255.0
  1. Selanjutnya atur IP address PC1, caranya anda tinggal mengClick 1x pada pc1 kemudian pilih Desktop kemudian IPCONFIGURATION, isi the IP nya seperti ini:

  1. Ulangi langkah 6 untuk pengisian IP pada PC2, PC3, dan PC4. Yhaaa jangan lupa caranya mudah sekaliji.
Untuk PC2 IPnya ini : 15.15.15.2
Subnet Mask : 255.0.0.0
Default Gateway : 15.15.15.255

Untuk PC3 IPnya ini : 172.45.40.1
Subnet Mask : 255.255.0.0
Default Gateway : 172.45.40.255

Untuk PC4 IPnya ini : 172.45.40.2
Subnet Mask : 255.255.0.0
Default Gateway : 172.45.40.255

Gampangji

  1. Selanjutnya anda harus atur static Router1 dan Router2, caranya gampangji, tinggal mengclick Router yang akan anda atur sataticnya, saya disini mengatur static Router 1, akan ada menu yang akan tampil, pilih menu config kemudian static, atur the, untuk network anda harus memasukkan IP FastEthernet Router2 (172.45.0.0), mask 255.255.0.0 dan next hopnya IPserial Router2 (192.168.30.254) setelah itu ADD, dan lihat hasilnya.

  1. Setelah itu pindah ke Router2, kebalikan dari cara Router1, pada network anda masukkan IP fastEthernetnya Router1 (15.0.0.0), masknya 255.0.0.0 dan next hopnya IP serial Router1 (192.168.30.1) kemudian ADD

  2. Setelah selesai semua langkah di atas, lakukan uji koneksinya, antara PC1 ke PC3, caranya pilih PC1, maka akan ada muncul sebuah perintah pilih Desktop dan klik Commant prompt..


  1. Setelah itu muncul sebuah layar hitam ketik ping 172.45.40.1 (IP PC3) ENTER, dan kemudian ada muncul sebuah pesan Reply from bla bla bla…….. seperti ini, berarti anda sudah berhasil ……

  1. Dan selanjutnya coba anda mengirim pesan

Ok the……. SUCCESSFUL
Mudaji thoooo….
Selamat mencoba

Jumat, 08 Maret 2013

PENGERTIAN PROTOKOL X25



Pengertian Protokol X.25
X.25 adalah protokol standar ITU-T untuk komunikasi packed switched wide area network (WAN). Sebuah X.25 terdiri dari node packet-switching exchange (PSE) sebagai perangkat jaringan, dan layanan koneksi telepon atau koneksi ISDN sebagai physical links. X.25 adalah keluarga dari protokol yang digunakan khususnya pada tahun 1980an oleh perusahaan telekomunikasi dan sistem transaksi finansial seperti automated teller machines (ATM). X.25 secara original didefinisikan oleh International Telegraph and Telephone Consltative Committee (CCITT, sekarang ITU-T) dalam beberapa draft dan difinalisasikan dalam sebuah publikasi yang dikenal dengan The Orange Book pada 1972.
Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu :
  • Data Terminal Equipment (DTE)
  • Data Circuit-terminating Equipment (DCE)
  • Packet Switching Exchange (PSE)
Hubungan DTE-DCE dan PSEDevice yang digolongkan DTE adalah end-system seperti terminal, PC, host jaringan (user device), Sedang device DCE adalah device komunikasi seperti modem dan switch. Device inilah yang menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE dan PSE. Adapun PSE ialah switch yang yang menyusun sebagian besar carrier network.
 
Hubungan DTE-DCE dan PSE
Protokol Pada X.25
Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah dari model referensi OSI. Terdapat tiga protokol yang biasa digunakan pada implementasi X.25 yaitu:
  • Packet-Layer Protocol (PLP)
  • Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
  • Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.
Perbandingan Protokol X.25 Pada Tiga Layer Terbawah OSI
Tipe Paket X.25
Packet Type
DCE -> DTE
DTE -> DCE
Service
VC
PVC
Call setup and Clearing
Incoming Call
Call Request

X


Call Connected
Call Accepted

X


Clear Indication
Clear Request

X


Clear Confirmation
Clear Confirmation

X

Data and Interrupt
Data
Data

X
X

Interrupt
Interrupt

X
X

Interrupt Confirmation
Interrupt Confirmation

X
X
Flow Control and Reset
RR
RR

X
X

RNR
RNR

X
X

REJ
REJ

X
X

Reset Indication
Reset Request

X
X

Reset Confirmation
Reset Confirmation

X
X
Restart
Restart Indication
Restart Request
X



Restart Confirmation
Restart Confirmation
X


Diagnostic
Diagnostic

X


Registration
Registration Confirmation
Registration Request
X



Karakteristik X.25
Ukuran paket maksimum dari X.25 berkisar antara 64 bytes sampai 4096 bytes, dengan ukuran default pada hampir semua network adalah 128 bytes. X.25 optimal untuk line kecepatan rendah, 100kbps kebawah. Karena fasilitas X.25 seperti ukuran paket yang kecil, pengecekan error tersembunyi dan lainnya tidak akan signifikan seperti halnya pada kecepatan rendah. X.25 telah menjadi dasar bagi pengembangan protokol paket switch lain seperti TCP/IP dan ATM. Sama seperti X.25, kedua protokol ini juga mempunyai kemampuan untuk meng-handle dari satu source ke banyak koneksi serta kemampuan menyamakan kecepatan pada DTE yang memiliki line speed yang berbeda.
X.25 telah diciptakan sejak pertengahan tahun 70 dan sudah banyak diperbaiki sehingga stabil. Dikatakan bahwa tidak ada data error pada modem di network X.25 Kekurangan X.25 adalah delay tetap yang disebabkan oleh mekanisme store dan forward, sehingga menyebabkan pengaturan rate transmisi data. Frame Relay dan ATM tidak punya kontrol flow dan kontrol error sehingga waktu hubungan end-to-end bisa menjadi minimal.
Penggunaan X.25 kini semakin berkurang, digantikan oleh sistem yang berbasis TCP/IP, walau X.25 masih banyak digunakan pada autorisasi Point-of-Sale credit card dan debit. Tetapi, ada mulai ada peningkatan pembangunan infrastruktur X.25 dengan investasi besar pada seluruh dunia. Sehingga mungkin, X.25 masih tetap penting untuk beberapa waktu kedepan.
Kelebihan protokol X.25 :
  • Protokol X.25 memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibanding RS-232 (64 kbps dibanding 9600 bps).
  • Protokol X.25 memiliki kemampuan untuk menyediakan logical channel per aplikasi.
  • Pendudukan logical channel dapat dilakukan secara permanen dengan mode PVC (Permanent Virtual Channel) maupun temporary dengan mode SVC (Switched Virtual Channel) disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Data transfer pada X.25 bersifat reliable, data dijamin bahwa urutan penerimaan akan sama dengan waktu data dikirimkan.
  • Protokol X.25 memiliki kemampuan error detection dan error correction.
Kekurangan protokol X.25 :
  • Tidak semua sentral memiliki antarmuka X.25. Sehingga diperlukan pengadaan modul X.25 dengan syarat bahwa sentral sudah support X.25.
  • Untuk pengembangan aplikasi berbasis protokol X.25 membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibanding dengan RS-232 terutama untuk pembelian card adapter X.25.
  • Untuk komunikasi data antara sentral dengan perangkat OMT beberapa sentral diidentifikasi menggunakan protokol proprietary vendor tertentu yang berjalan di atas protokol X.25.
http://teknik-informatika.com/protokol-x25/