Pengertian
Protokol X.25
X.25
adalah protokol standar ITU-T untuk komunikasi packed switched wide area
network (WAN). Sebuah X.25 terdiri dari node packet-switching exchange (PSE)
sebagai perangkat jaringan, dan layanan koneksi telepon atau koneksi ISDN
sebagai physical links. X.25 adalah keluarga dari protokol yang digunakan
khususnya pada tahun 1980an oleh perusahaan telekomunikasi dan sistem transaksi
finansial seperti automated teller machines (ATM). X.25 secara original
didefinisikan oleh International Telegraph and Telephone Consltative Committee
(CCITT, sekarang ITU-T) dalam beberapa draft dan difinalisasikan dalam sebuah
publikasi yang dikenal dengan The Orange Book pada 1972.
Device
pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu :
- Data Terminal Equipment (DTE)
- Data Circuit-terminating Equipment (DCE)
- Packet Switching Exchange (PSE)
Device yang digolongkan DTE adalah end-system seperti terminal,
PC, host jaringan (user device), Sedang device DCE adalah device komunikasi
seperti modem dan switch. Device inilah yang menyediakan interface bagi
komunikasi antara DTE dan PSE. Adapun PSE ialah switch yang yang menyusun
sebagian besar carrier network.
Hubungan
DTE-DCE dan PSE
Protokol
Pada X.25
Penggunaan protokol pada model
standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah dari model referensi OSI.
Terdapat tiga protokol yang biasa digunakan pada implementasi X.25 yaitu:
- Packet-Layer Protocol (PLP)
- Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
- Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.
Tipe
Paket X.25
Packet
Type
|
DCE
-> DTE
|
DTE
-> DCE
|
Service
|
VC
|
PVC
|
Call setup and Clearing
|
Incoming Call
|
Call Request
|
X
|
||
Call Connected
|
Call Accepted
|
X
|
|||
Clear Indication
|
Clear Request
|
X
|
|||
Clear Confirmation
|
Clear Confirmation
|
X
|
|||
Data and Interrupt
|
Data
|
Data
|
X
|
X
|
|
Interrupt
|
Interrupt
|
X
|
X
|
||
Interrupt Confirmation
|
Interrupt Confirmation
|
X
|
X
|
||
Flow Control and Reset
|
RR
|
RR
|
X
|
X
|
|
RNR
|
RNR
|
X
|
X
|
||
REJ
|
REJ
|
X
|
X
|
||
Reset Indication
|
Reset Request
|
X
|
X
|
||
Reset Confirmation
|
Reset Confirmation
|
X
|
X
|
||
Restart
|
Restart Indication
|
Restart Request
|
X
|
||
Restart Confirmation
|
Restart Confirmation
|
X
|
|||
Diagnostic
|
Diagnostic
|
X
|
|||
Registration
|
Registration Confirmation
|
Registration Request
|
X
|
Karakteristik
X.25
Ukuran
paket maksimum dari X.25 berkisar antara 64 bytes sampai 4096 bytes, dengan
ukuran default pada hampir semua network adalah 128 bytes. X.25 optimal untuk
line kecepatan rendah, 100kbps kebawah. Karena fasilitas X.25 seperti ukuran
paket yang kecil, pengecekan error tersembunyi dan lainnya tidak akan
signifikan seperti halnya pada kecepatan rendah. X.25 telah menjadi dasar bagi
pengembangan protokol paket switch lain seperti TCP/IP dan ATM. Sama seperti
X.25, kedua protokol ini juga mempunyai kemampuan untuk meng-handle dari satu
source ke banyak koneksi serta kemampuan menyamakan kecepatan pada DTE yang
memiliki line speed yang berbeda.
X.25 telah diciptakan sejak pertengahan tahun 70 dan sudah banyak diperbaiki sehingga stabil. Dikatakan bahwa tidak ada data error pada modem di network X.25 Kekurangan X.25 adalah delay tetap yang disebabkan oleh mekanisme store dan forward, sehingga menyebabkan pengaturan rate transmisi data. Frame Relay dan ATM tidak punya kontrol flow dan kontrol error sehingga waktu hubungan end-to-end bisa menjadi minimal.
Penggunaan X.25 kini semakin berkurang, digantikan oleh sistem yang berbasis TCP/IP, walau X.25 masih banyak digunakan pada autorisasi Point-of-Sale credit card dan debit. Tetapi, ada mulai ada peningkatan pembangunan infrastruktur X.25 dengan investasi besar pada seluruh dunia. Sehingga mungkin, X.25 masih tetap penting untuk beberapa waktu kedepan.
X.25 telah diciptakan sejak pertengahan tahun 70 dan sudah banyak diperbaiki sehingga stabil. Dikatakan bahwa tidak ada data error pada modem di network X.25 Kekurangan X.25 adalah delay tetap yang disebabkan oleh mekanisme store dan forward, sehingga menyebabkan pengaturan rate transmisi data. Frame Relay dan ATM tidak punya kontrol flow dan kontrol error sehingga waktu hubungan end-to-end bisa menjadi minimal.
Penggunaan X.25 kini semakin berkurang, digantikan oleh sistem yang berbasis TCP/IP, walau X.25 masih banyak digunakan pada autorisasi Point-of-Sale credit card dan debit. Tetapi, ada mulai ada peningkatan pembangunan infrastruktur X.25 dengan investasi besar pada seluruh dunia. Sehingga mungkin, X.25 masih tetap penting untuk beberapa waktu kedepan.
Kelebihan
protokol X.25 :
- Protokol X.25 memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibanding RS-232 (64 kbps dibanding 9600 bps).
- Protokol X.25 memiliki kemampuan untuk menyediakan logical channel per aplikasi.
- Pendudukan logical channel dapat dilakukan secara permanen dengan mode PVC (Permanent Virtual Channel) maupun temporary dengan mode SVC (Switched Virtual Channel) disesuaikan dengan kebutuhan.
- Data transfer pada X.25 bersifat reliable, data dijamin bahwa urutan penerimaan akan sama dengan waktu data dikirimkan.
- Protokol X.25 memiliki kemampuan error detection dan error correction.
Kekurangan
protokol X.25 :
- Tidak semua sentral memiliki antarmuka X.25. Sehingga diperlukan pengadaan modul X.25 dengan syarat bahwa sentral sudah support X.25.
- Untuk pengembangan aplikasi berbasis protokol X.25 membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibanding dengan RS-232 terutama untuk pembelian card adapter X.25.
- Untuk komunikasi data antara sentral dengan perangkat OMT beberapa sentral diidentifikasi menggunakan protokol proprietary vendor tertentu yang berjalan di atas protokol X.25.
http://teknik-informatika.com/protokol-x25/