Jumat, 08 Maret 2013

PENGERTIAN PROTOKOL X25



Pengertian Protokol X.25
X.25 adalah protokol standar ITU-T untuk komunikasi packed switched wide area network (WAN). Sebuah X.25 terdiri dari node packet-switching exchange (PSE) sebagai perangkat jaringan, dan layanan koneksi telepon atau koneksi ISDN sebagai physical links. X.25 adalah keluarga dari protokol yang digunakan khususnya pada tahun 1980an oleh perusahaan telekomunikasi dan sistem transaksi finansial seperti automated teller machines (ATM). X.25 secara original didefinisikan oleh International Telegraph and Telephone Consltative Committee (CCITT, sekarang ITU-T) dalam beberapa draft dan difinalisasikan dalam sebuah publikasi yang dikenal dengan The Orange Book pada 1972.
Device pada X.25 ini terbagi menjadi tiga kategori yaitu :
  • Data Terminal Equipment (DTE)
  • Data Circuit-terminating Equipment (DCE)
  • Packet Switching Exchange (PSE)
Hubungan DTE-DCE dan PSEDevice yang digolongkan DTE adalah end-system seperti terminal, PC, host jaringan (user device), Sedang device DCE adalah device komunikasi seperti modem dan switch. Device inilah yang menyediakan interface bagi komunikasi antara DTE dan PSE. Adapun PSE ialah switch yang yang menyusun sebagian besar carrier network.
 
Hubungan DTE-DCE dan PSE
Protokol Pada X.25
Penggunaan protokol pada model standar X.25 ini meliputi tiga layer terbawah dari model referensi OSI. Terdapat tiga protokol yang biasa digunakan pada implementasi X.25 yaitu:
  • Packet-Layer Protocol (PLP)
  • Link Access Procedure, Balanced (LAPB)
  • Serta beberapa standar elektronik dari interface layer fisik seperti EIA/TIA-232, EIA/TIA-449, EIA-530, dan G.703.
Perbandingan Protokol X.25 Pada Tiga Layer Terbawah OSI
Tipe Paket X.25
Packet Type
DCE -> DTE
DTE -> DCE
Service
VC
PVC
Call setup and Clearing
Incoming Call
Call Request

X


Call Connected
Call Accepted

X


Clear Indication
Clear Request

X


Clear Confirmation
Clear Confirmation

X

Data and Interrupt
Data
Data

X
X

Interrupt
Interrupt

X
X

Interrupt Confirmation
Interrupt Confirmation

X
X
Flow Control and Reset
RR
RR

X
X

RNR
RNR

X
X

REJ
REJ

X
X

Reset Indication
Reset Request

X
X

Reset Confirmation
Reset Confirmation

X
X
Restart
Restart Indication
Restart Request
X



Restart Confirmation
Restart Confirmation
X


Diagnostic
Diagnostic

X


Registration
Registration Confirmation
Registration Request
X



Karakteristik X.25
Ukuran paket maksimum dari X.25 berkisar antara 64 bytes sampai 4096 bytes, dengan ukuran default pada hampir semua network adalah 128 bytes. X.25 optimal untuk line kecepatan rendah, 100kbps kebawah. Karena fasilitas X.25 seperti ukuran paket yang kecil, pengecekan error tersembunyi dan lainnya tidak akan signifikan seperti halnya pada kecepatan rendah. X.25 telah menjadi dasar bagi pengembangan protokol paket switch lain seperti TCP/IP dan ATM. Sama seperti X.25, kedua protokol ini juga mempunyai kemampuan untuk meng-handle dari satu source ke banyak koneksi serta kemampuan menyamakan kecepatan pada DTE yang memiliki line speed yang berbeda.
X.25 telah diciptakan sejak pertengahan tahun 70 dan sudah banyak diperbaiki sehingga stabil. Dikatakan bahwa tidak ada data error pada modem di network X.25 Kekurangan X.25 adalah delay tetap yang disebabkan oleh mekanisme store dan forward, sehingga menyebabkan pengaturan rate transmisi data. Frame Relay dan ATM tidak punya kontrol flow dan kontrol error sehingga waktu hubungan end-to-end bisa menjadi minimal.
Penggunaan X.25 kini semakin berkurang, digantikan oleh sistem yang berbasis TCP/IP, walau X.25 masih banyak digunakan pada autorisasi Point-of-Sale credit card dan debit. Tetapi, ada mulai ada peningkatan pembangunan infrastruktur X.25 dengan investasi besar pada seluruh dunia. Sehingga mungkin, X.25 masih tetap penting untuk beberapa waktu kedepan.
Kelebihan protokol X.25 :
  • Protokol X.25 memiliki kecepatan yang lebih tinggi dibanding RS-232 (64 kbps dibanding 9600 bps).
  • Protokol X.25 memiliki kemampuan untuk menyediakan logical channel per aplikasi.
  • Pendudukan logical channel dapat dilakukan secara permanen dengan mode PVC (Permanent Virtual Channel) maupun temporary dengan mode SVC (Switched Virtual Channel) disesuaikan dengan kebutuhan.
  • Data transfer pada X.25 bersifat reliable, data dijamin bahwa urutan penerimaan akan sama dengan waktu data dikirimkan.
  • Protokol X.25 memiliki kemampuan error detection dan error correction.
Kekurangan protokol X.25 :
  • Tidak semua sentral memiliki antarmuka X.25. Sehingga diperlukan pengadaan modul X.25 dengan syarat bahwa sentral sudah support X.25.
  • Untuk pengembangan aplikasi berbasis protokol X.25 membutuhkan biaya yang relatif lebih besar dibanding dengan RS-232 terutama untuk pembelian card adapter X.25.
  • Untuk komunikasi data antara sentral dengan perangkat OMT beberapa sentral diidentifikasi menggunakan protokol proprietary vendor tertentu yang berjalan di atas protokol X.25.
http://teknik-informatika.com/protokol-x25/